Skandal Jakarta
Lokomotif reformasi, Amien Rais, kembali melakukan akrobatik politik. Kali ini, sasaran akrobatiknya pada KPK dan meminta Presiden Pilihan Rakyat, Jokowi, agar mencopot Kapolri Tito Karnavian.
Padahal, akrobatik endiri PAN ini tak ada sangkut pautnya dengan kasus pemanggilan polisi atas Hoaxnya aktivis Ratna Sarumpaet.
"Pernyataan Amin Rais sebagai manuver politik yang tidak memberi keteladanan sebagai seorang pemimpin yang didengarkan oleh masyarakat secara luas," ujar Ketua Umum LPRI, Syarifudin Tahir.
Menurutnya, saat ditemui di markas LPRI Gedung Graha Syarif, Jakarta Timur,
tuduhan kepada Kapolri merupakan pernyataan sikap yang tidak relevan, asal bunyi, tidak sesuai prosedur hukum.
"Ancaman Amin Rais agar KPK membongkar keterlibatan Kapolri, sebagai hal yang mengada ada. Apalagi sampai dengan pergantian Kapolri," urai Tahir.
Dia menilai pernyataan Amin itu jelas sebagai ajang manuver politik."Pergantian Kapolri Tito Karnavian seperti yang diucapkan Amien sebagai bentuk negosiasi yang tidak perlu dilakukan. Harus jiwa jentleman sebagai saksi kasus hoax Ratna Sarumpaet dan wajib datang sebagai warga negara yang patuh hukum," tambahnya.
Selain harus kooperatif, juga bukan datang dengan membawa massa. Sikap seperti itu justru membawa dampak konflik horizontal di tengah masyarakat.
"Saya tegaskan sekali lagi LPRI selalu mendukung tugas tugas Kapolri yang di pilih melalui fit and property oleh para wakil rakyat," tambahnya.
Itu artinya, lanjut Tahir, Tito Karnavian terpilih sebagai Kapolri merupakan putra terbaik bangsa yang dapat menyelesaikan masalah dengan baik, termasuk membersihkan para mafia dalam negeri.(ajiepati449)