Jakarta
Bencana stunami yang melanda Kabupaten Pandeglang dan Serang serta wilayah Lampung Selatan menjadi perhatian berbagai lapisan masyarakat karena menelan korban jiwa yang tidak sedikit.
Data yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekitar 426 jiwa meninggal dunia, 7.202 orang luka-luka dan 23 orang dinyatakan hilang, belum lagi kerusakan rumah yang berjumlah ribuan unit.
“Setelah kegiatan pendisibusian logistik sejak hari ke dua terjadinya bencana, kita konsentrasi pada pengungsi yang berada di pegunungan dan perbukitan,” kata Irjen Pol. (purn) Drs. Taufiequrachman Ruki, S.H. Ketua Umum Perkumpulan Urang Banten (PUB), saat memimpin rapat pengurus PUB di Posko Utama Cipeucang, Pandeglang, Jum’at (28/12/2018).
Selain itu, lanjutnya, pasca stunami PUB mempersiapkan diri membantu memperbaiki fasilitas sosial yang rusak, seperti tempat ibadah, tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) serta lainnya yang dibutuhkan warga.
Taufiequrachman Ruki yang biasa dipanggil Ki Mpik menjelaskan, PUB telah cepat merespon kejadian stunami dengan bergerak langsung memberikan bantuan logistik di berbagai lokasi musibah, sejak Minggu (23/12/2018).
Ki Mpik mengungkapkan, kelancaran pendistribusian logistik ke lokasi musibah karena PUB memiliki personil yang dapat diandalkan dalam menghadapi kondisi dan situasi sulit di lokasi bencana. Pihaknya mampu mengetahui dan menelusuri lokasi yang banyak orang tidak mengetahuinya.
Sementara itu Koordinator pendistribusian logistik, H. Embay Mulya Syarief, dalam laporannya menyampaikan telah mendistribusikan logistik ke berbagai lokasi bencana, seperti Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Labuan, Desa Sidamukti Sukaresmi, Desa Piniis, Tangkil, Cigorondong, serta wilayah Carita, Kabupaten Serang.
Dalam pada itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PUB, Dr. Ir. H. Eden Gunawan, MM, IPM, AER. selain membantu mendistribusikan kebutuhan bahan makanan dan selimut, juga mencari informasi langsung ke Posko Bantuan di Kecamatan Labuan dan Sumur.
“Kami bergerak cepat pada Minggu siang, langsung ke Posko Kecamatan Labuan untuk mendapat informasi yang jelas, agar dalam tindak lanjut berikutnya tepat pada sasaran dan sesuai kebutuhan warga,” kata Ki Eden, yang juga Ketua PW Persatuan Insinyur Indonesia Provinsi Banten.
Tidak itu saja, dalam perjalanan ke Kecamatan Sumur, Ki Eden menjelaskan, pihaknya berkoordinasi dengan pemilik alat berat (beko) yang meminta arahan untuk membersihkan kayu-kayu dan bahan bangunan yang berserakan di lokasi.
“Ya kami mengarahkan pemilik Beko untuk ke lokasi bencana yang membutuhkan pembersihan tumbukan kayu dan bangunan yang runtuh,” paparnya.
Sementara Kepala Posko PUB, Yayat Ruki menyampaikan informasi sekitar logistik, telah menerima bantuan diantaranya mie instan, bahan pokok, beras sebanyak 20 karung masing-masing 25 kg, selimut dan lainnya.
Ki Yayat menambahkan penjelasannya, PUB juga mendistribusikan bahan pangan ke Kampung Paniis Desa Taman Jaya, yang mengalami kerusakan berat akibat stunami dan penduduknya mengungsi ke daerah perbukitan.
“Kampung Paniis, Desa Taman Jaya, sekitar 50 persen habis tersapu dengan stunami,” jelas Ki Yayat, dalam rapat pengurus PUB yang juga dihadiri Direktur Intel Polda Banten, Kombes Asep Jalaludin.
Bantuan yang diterima Senin pagi dari Yayasan Hasanah Titik, BNI Syariah itu, langsung didistribusikan ke berbagai wilayah lokasi musibah dengan mengerahkan sukarelawan dan pengurus PUB.
“Bantuan tidak saja dari BNI Syariah, tapi juga dari Camat Walantaka, Grup Motoris dari Bogor. Saaat ini baru datang lagi dari Ki Mpik, 50 karung beras masing-masing 50 kilogram pada Kamis (27/12/2018) malam. Empat karung telah didistribusikan ke dapur umum di Kecamatan Sumur,” kata Ki Yayat.
Adapun masalah yang dihadapi adanya pencurian barang-barang di rumah yang ditinggalkan warga saat mengungsi ke perbukitan. Selama ini warga yang mengungsi di perbukian, siang harinya turun melihat kondis rumahnya.
Menanggapi masalah tersebut, Direktur Intel Polda Banten Kombes Asep Jalaludin menjelaskan, pihaknya bersama Korem selalu berpatroli setiap jam dan mengupdate kondisi di lapangan setiap dua jam.
“Kami juga sudah memetakan titik-titik pengungsian yang rawan dan bila ada informasi dari PUB dalam hal ini agar segera menghubungi pihak kami. Polda selalu update setiap dua jam,” ujar Asep Jalaludin menjelaskan ke para peserta rapat.
Masalah jumlah korban, masih ada perbedaan antara BNPB dan kepolisian. Dari pihak kepolisian mengandalkan Inafis dan BVI yang valid mengetahui jumlah korban.
Mengenai karakteristik warga pengungsi, bila siang hari tidak ada di tempat pengungsian, menjadi kesulitan pihak kepolisian. Jika ada dokter atau pihak konseling untuk menemui warga harus dipanggil dahulu, seperti kejadian di wilayah Panimbang.
“Kami kesulitan dari perilaku warga yang bila ada dokter atau konseling, tidak ada di tempat. Akhirnya kami memanggil dan mencari keberadaan mereka untuk kegiatan ini,” ujar Kombes Asep Jalaludin kepada para pesera rapat PUB.
Dalam penjelasannya, Kombes Asep Jalaludin mengatakan sudah ada dokter dari Kalimantan Tengah dengan berbagai kahlian. “Ada sekitar 10 dokter bedah dan kelengkapan medis untuk membantu, saat ini dipusatkan di Hotel Grand Carita,” kata Kombes Asep Jalaludin.(ist)