Tual – tabloidskandal.com
Puluhan warga masyarakat Kota Tual yang bekerja sebagai Pedagang Pasar Ikan berswadaya merehab kembali bangunan los penjualan ikan Minggu, 28/2/2020. Pantauan Tabloidskandal.com, mula-mula bangunan darurat lama dibongkar kemudian diganti dengan tiang kayu dan seng plat besi.
Disela-sela pekerjaan, koordinator Pasar Masrum Tual Ahmad Kabakoran saat ditemui Tabloidskandal.com mengaku jumlah Dana Swadaya yang dipergunakan untuk merehab bangunan los tersebut sebesar Rp.14.060.000 (Empat belas juta enam puluh ribu rupiah).
"Hanya selama 12 hari kerja, para pedagang mengumpulkan Rp.14.060.000, kemudian dari Koperasi Cakalang Tual juga membantu menyumbangkan Rp.10 juta rupiah sehingga hari ini langsung dikerjakan," bebernya.
Kata Kabakaran, mengingat los darurat yang digunakan tidak layak digunakan, maka para Pedagang lewat musyawarah telah bersepakat untuk merehab kembali bangun tersebut untuk menunjang situasi dan kondisi Pasar dimaksud.
"Karna belum ada perhatian dari Dinas dan Pemerintah Kota Tual maka sejak tanggal 14 Februari lalu seluruh Penjual telah berpartisipasi menyisikan Rp. 20.000 dari setiap penghasilan perharinya untuk bahu-membahu mengganti tiang dan bubungan los tersebut." terangnya.
Ia turut mengapresiasi perhatian seluruh pedagang ikan di Pasar tersebut atas kepedulian sehingga berkat hanya berswadaya, los penjualan tampak telah rampung sehingga langsung dapat digunakan pada saat itu.
"Pekerjaan ini dari pukul 10 pagi sampai sore ini dengan membutuhkan 3 kubik material balok kayu (rep) dan 25 plat seng panjang.
"Materian kayu sebanyak 3 kubik dengan harga Rp.7.000.000, nanti kekurangan lain seperti seng plat untuk bubungan dan paku akan ditambahkan dari pak Haji Sandy (Pedagang Daging Ayam)." jelasnya.
Lebih lanjut Kabakoran dirinya berharap agar pedagang lainnya dapat melihat ini sebagai contoh yang baik dan tidak menaruh harapan terus menerus pada Pemerintah Daerah.
"Ini dilakukan semata-mata untuk menunjukan kepada pemerintah bahwa kita juga bisa, kita budayakan kembali apa yang disebut MAREN itu. Karna pada prinsipnya kunci falsafah hidup orang Kei itu Ain ni ain, Ain ni sus besa did sus jadi kiranya apa yang baik dapat ditiru masyarakat/pedagang lainnya." pintanya.