TERPILIHNYA Jokowi memimpin Indonesia kedua kalinya, kian mempertegas kebijakan membangun infrastruktur. Mantan Walikota Solo ini terus ngebut "menyatukan" Sumatera baik lewat tol darat maupun rel kereta api.
Lihat saja, setelah tol darat yang merambah dari Lampung sampai Aceh, kini giliran kereta api menyatukan seluruh Provinsi di Pulau Sumatera.
Heru Kurnia
Denyut itu mulai terasa tatkala dipercaya kembali mengawaki Indonesia di periode kedua. Jokowi berharap Banda Aceh dan Bandar Lampung terintegrasi, memperkokoh NKRI lewat angkutan massal yang aman, nyaman dan ekonomis.
Tak heran, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian, terus lembur. Mereka juga memacu andrenalin merealisasi mimpinya Presiden yang gemar blusukan itu. Lihat saja alokasi dana yang dikucurkan di APBN 2020 sektor perkeretaapian, bukan lagi miliaran rupiah. Melainkan triliunan,
Pekan ini media ini diberikan akses oleh Balai Tehnik Perkeretaapian (BTP) Sumatera Bagian Utara (Sumbangut) melakukan monitoring dan mengamati secara langsung progres yang telah dicapai. Saat ini BTP Subangut meliliki 4 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Yakni PPK Jalan KA & Binjai, PPK Rantauprapat-Riau, PPK Aceh serta PPK Binjai-Besitang.
Di wilayah kerja PPK Rantauprapat-Riau, sedang giatnya dibangun proyek pembangunan rel kereta api rute kota Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu ke kota Pinang, ibukota Kabupaten Labuhan Batu Selatan sepanjang 30 km.
Rute ini nantinya akan merambah sampai Pekanbaru.
Direksi dan staf PT Tiga Putra Mandiri Jaya
Data yang dihimpun media ini pembangunan infrastuktur terbagi jadi 10 bagian: RPK (Rantau Prapat Kotapinang) I sampai dengan RPK VIII berupa pekerjaan pembangunan rel, RPK IX pembangunan stasiun, RPK X pekerjaan persinyalan. Tidak kurang dari 13 perusahaan baik BUMN maupun perusahaan swasta nasional terlibat mensukseskan proyek ini
Saat di RPK VI, Budi Sutejo, Site Manager PT Tiga Putra Mandiri Jaya menguraikan proyek pembangunan rel kereta'api yang ditanganinya sepanjang 5 km. "Lokasi di Km 20+500 sampai dengan Km 25+500", ujar lelaki kekar berkulit sawo matang ini.
Lokasinya berada di kawasan perkebunan sawit PTPN III Aek Nabara sepanjang 2,3 km dan PT SMA sepanjang 2,7 km.
Berdasarkan pemantauan media Skandal, RPK VI bisa dibilang sebagai RPK tercepat mencapai progres. Saat ini rel yang sudah terpasang mencapai 500 meter, sementara pengeceran bantalan mencapai 1 km. Pengeceran sirtu mencapai 2 km.
"Bulan September nanti bantalan dan rel yang terpasang 2, 5 km sehingga total mencapai 3 km", ujar Budi optimis. Sementara sisa 2 km akan dikebut pada bulan-bulan berikutnya sesuai dengan masa kontrak.
Lelaki yang berpenampilan flamboyan ini menuturkan, pihaknya juga membangun 8 unit terowongan. Satu berupa overpast dan 7 underprast. Ini semua untuk tidak memutus jalur akses panen sawit kedua perusahaan. "Artinya pembangunan jalur kereta api akan memberi nilai tambah perekonomian", ujar Budi Sutoyo.
Budi Sutoyo bercerita, diawali pembersihan lahan dan penebangan pohon sawit, dilanjutkan dengan cipping.
Setelah itu, dilakukan penimbunan bekas cipping, dipilih ke tempat aman dari pekerjaan dan atas persetujuan dari pihak pengelola kebun yang bersangkutan.
Tahap berikutnya, tutur Budi, pembersihan lahan dengan buang tanah Humus/stripping sedalam kurang lebih 30 cm. Dilanjutkan dengan tes tanah (DCP).
"Selanjutnya pekerjaan penimbunan tanah pilihan pada tubuh ban dengan tanah timbun yang kwalitasnya sesuai spektek dalam kontrak pekerjaan. Biasanya 20-30 cm dan dilakukan uji tanah, sandcond, layer per layer. Selanjutnya pekerjaan pemasangan saluran air, retaining wall dan jalan akses secara pararel," tuturnya.
Setelah top tanah timbun, wajib dilakukan test kepadatan tanah timbun tersebut, dilanjutkan timbunan sirtu dilakukan uji plat barring kembali, dilanjutkan ecer batu balas, ecer bantalan beton baru kemudian pemasangan rel.
"Proses tahap inilah yang terus menghubungkan perlintasan kereta api," tutur Budi menyebut kawasan Sawit di Sumatera. Belum lagi sungai, daratan dan hutan yang diterabas oleh rel demi satunya Sumatera, satunya angkutan massal yang murah, efisien dan menggerakkan roda perekonomian dari Aceh hingga Lampung
Sementara itu Heri Kurnia Korwas PPK Riau kepada media ini Sabtu (20/7/19) mengharapkan kepada semua kontraktor agar mempercepat pekerjaan. "Dengan batas waktu yang ada dan dengan sumber daya yang agar dimaksimalkan. Sehingga semuanya tepat waktu", tandasnya.
Khusus untuk RPK VI dia mengapresiasi progres yang telah dicapai. "Segera siapkan pengadaan balas secara maksimal sehingga rel bisa segera terpasang menambah yang sudah terpasang saat ini" pungkas Heri.
Reporter : Nasrun Hartanto Editor : Lian Lubis