Tutup Menu

Tejo Edhi Prihatin Maraknya Kriminalisasi Pers

Sabtu, 07 Juli 2018 | Dilihat: 870 Kali
    
Jakarta, Skandal

Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Laksamana Purn. TNI Tedjo Edhy Purdijatno mengaku prihatin atas maraknya kriminalisasi pers di berbagai daerah yang berujung kematian seorang wartawan (almarhum Muhammad Yusuf) dalam tahanan. 



Dia juga mendukung aksi damai yang dilakukan ratusan wartawan di Dewan Pers sebagai respon atas kematian wartawan dan kriminalisasi pers. 

"Seharusnya Dewan Pers menemui teman-teman yang demo. Kan elegan terlihat, kok kantornya kosong tanpa ada pengurus," ungkap ayah empat anak ini.  

Tedjo Edhy juga menyoroti  kasus wartawan yang ditangkap di Sidoarjo akibat pemberitaan, harusnya diberi penjelasan. "Berikan dong statmen. Apalagi isu di luaran, rekomendasi itu keluar setelah si wartawan ditangkap," tambah Laksamana yang punya 6.000 jam terbang mengawaki pesawat tempur.

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut ini juga mengingatkan kepada wartawan agar tidak takut dikriminalisasi, terus bersatu dan kompak.

"Wartawan harus jujur dan bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat," pungkasnya.

Kepada para "bos" organisasi pers, Di kesempatan ini purnawirawan Laksamana  berbintang empat ini juga mengaku pernah menjadi korban pemberitaan saat masih menjabat Menkopolhukam.  Tapj dia  tidak menggunakan kekuasaan untuk melaporkan wartawan ke aparat hukum.

Tedjo menyayangkan  beberapa media mainstream yang sudah bermain politik. Akibatnya, lanjut Tejo,  pemberitaan di media-media mainstream itu seolah di Indonesia ini tidak ada hal yang baik. "Ada pemutar-balikan fakta yang terjadi di media mainstream. Masyarakat seharusnya jangan dibodoh-bodohi," ungkapnya. ***

Dapatkan Info Teraktual dengan mengikuti Sosial Media TabloidSkandal.com