Langgur, Skandal
Kabag Humas dan Protokoler Kabupaten Malra, Antonius Raharusun membantah berita tentang pengawal Bupati Malra bertindak preman dan mengancam wartawan.
"Itu tidak benar alias Hoax," tegas Raharusun, seraya menyebut penyampaian Pelor Hukubun sebagai pengawal Bupati Malra, sedikit pun tidak ada hubungan dan terkait dengan Bupati Malra.
"Karena apa yang di lontarkan saudara Pelur Hukubun kepada rekan rekan jurnalis sebagian dari mitra kerja. Kan dia ingatkan wartawan kalau menulis berita
baik baik. Saya pikir itu satu kritikan yang baik," tutur Reharusun.
Namun sayang, wartawan bersangkutan mengkambing hitamkan saudara Pelor sebagai pengawal Bupati sebagai preman.
Raharusun mengaku, sebelum melakukan konferensi pers sempat bertanya tanya ke beberapa jurnalis. "Saya tanya, apakah tadi pengawal Bupati ada mengancam wartawan di sini?"
Ternyata, 4 jurnalis menyatakan pernyataan pengawal Bupati itu satu masukan yang paling baik buat jurnalis.
"Maksudnya agar menulis berita itu yang baik dan benar agar disukai pembaca," ungkap 4 jurnalis tadi.
Karena itu, selaku Kabag Humas Protokoler Kabupaten Malra mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Malra dn bahwa pengawal Bupati preman dan ancam wartawan, itu tidak benar. Berita tersebut Hoax.
Pelor Hukubun menilai berita tentang dirinya sengaja membangun opini. "Tapi saya tidak menanggapi serius, saya jadikan sebuah pengalaman," ujar Hukubun.
Menurut dia, apa yang disampaikan ke teman-teman wartawan, didengar juga Ketua PWO Maluku, wartawan itu menulis berita baik baik. Alasannya, selain mitra kerja, juga semua keluarga,.
"Jadi hal yang wajar kalau sebagai kakak harus berikan masukan agar selalu dihargai bahkan disukai orang," tutur Hukubun
Ketua PWO Maluku menyesalkan pemberitaan Evav News menyinggung namanya dan jabatan, sekaligus rekan rekan jurnalis lain yang sempat heboh di media Online Evav News
Menurut Rahakbauw, selain melanggar kode etik jurnalis, juga tidak melakukan konfirmasi kepada wartawan yang berada di tempat peristiwa itu.
"Kok tiba tiba nama kami sudah termuat dalam pemberitaan," jelas Rahakbauw, menyebut tidak ada nada ancaman dari Pelor Hukubun. Apalagi mencaci maki.
"Bahasa Pelor itu sebagai kritisi agar pemberitaan itu harus bagus agar senang di baca dan disayangi. Kita ini semua bermitra," ujar ketua PWO (Tim)